Perempuan selalu terlihat
menarik dalam kondisi apa pun. Berbeda dengan cowo, gandengan tangan pas nggak
sengaja jalan seblahan dan berdempetan aja bisa langsung di judge homo sama society. Perempuan juga bebas mau ditaksir oleh siapa aja. Adek
kelas, kakak kelas, teman sekelas. Semua terasa begitu normal.
Kalau cowok?
Dan jelek?
Jangankan ada yang naksir.
Nggak ada yang ngeludahin aja udah syukur.
Nah, cowo ini adalah gue
waktu zaman SMP. Waktu itu masih tahun ajaran baru. Gue nggak pernah nyangka
kalau akhirnya gue bisa lulus SD dan masuk SMP. Perasaan gue dulu, SD itu lama
banget. Terasa lama bukan berarti masa-masa SD gue tidak menyenangkan. Justru
sebaliknya. Terlalu menyenangkan, sampai akhirnya gue berada di titik jenuh dan
ingin keluar dari zona nyaman ini.
*Now Playing (Fourtwnty-Zona Nyaman)*
Makanya gue memilih SMP
yang jauh dari rumah. Tidak masuk ke SMP yang kebanyakan teman-teman SD gue
pilih. Orang bilang tindakan gue keren.
Padahal tujuannya biar
dapat uang jajan lebih gede.
Bodohnya gue nggak
menghitung biaya jajan dan transportasi yang akan digunakan. Pas gue sadar dan
mulai menghitung barulah gue nggeh.
BANGSAT. INI MAH JATOHNYA
UANG JAJAN GUE SAMA AJA.
Pertama masuk SMP gue
tidak begitu bersemangat. Karena gue adalah tipe anak-anak yang nggak punya
motivasi tinggi dalam belajar. Makanya masa kelas 7 berlalu begitu cepat.
Sampai akhirnya. Setelah
ujian semester satu gue disadarkan oleh satu hal. Bahwa kelas 7 ini bisa
menarik kalo gue punya cewe yang bisa gue taksir.
Waktu itu gue bersama Teguh,
teman sekelas sekaligus teman sebangku yang punya tubuh gede, rambut ikal, dan kulit
sawo matang. Postur tubuh yang menggambarkan laki banget. Berbeda sekali dengan
gue zaman SMP. Kurus, pendek, dan memiliki kepala sukro. Iya, gue sempat dapat
julukan aneh itu. Sampai sekarang aja gue nggak paham kenapa temen gue pernah
mengangap kalo kepala gue mirip kacang sukro.
Aneh ya mereka(?).
Waktu itu gue dan Teguh
memiliki cewe inceran di kelas sebelah. Cewe inceran gue berkulit putih,
rambutnya sering diikat, matanya besar dan kakinya jenjang. Pokoknya postur
cewe idola lah. Sedangkan gue?
Kurus, pendek, dan kepala
sukro. Pokoknya postur cowo hina banget lah.
Lain gue lain juga Teguh.
Cewe incerannya satu kelas dengan cewe inceran gue. Tapi ciri-cirinya sangat
berbeda jauh. Teguh lebih suka cewe yang warna kulitnya nggak jauh dari dia.
Tinggi badan mereka pun hampir setara, dan sama-sama berjakun.
Oke yang terakhir gue
bohong.
Kelihatan kan, mana cowo
tahu diri dan mana cowo yang nggak sadar diri.
Perjalanan dalam mengagumi
cewe yang gue dan Teguh lakukan sangat biasa. Tidak ada pergerakan yang ekstrem
seperti datang ke kelasnya dengan baju kemeja putih yang terbuka dua kancing
atasnya, baju dikeluarkan dan pakai kaos kaki bola sampai lutut.
Tidak, kami adalah dua
anak cupu yang hanya mengagumi dari kejauhan. Kebiasaan kami cuman duduk di
samping kelas, di depan wc. Terus menatap dua bidadari ini lewat melintasi
koridor kelas.
Kepala kami udah kaya
robot yang di setting membaca
pergerakan dua objek ini, akan diem dan menoleh secara otomatis, mengikuti
pergerakan mereka.
Kalau target sudah keluar
dari jangkauan pandang, kami hanya bisa berlari menyusul mereka. Mengikuti dari belakang dan tentu saja
dari kejauhan.
Ritual menatap seperti
robot salah urat ini cukup lama kami lakukan. Sampai kenaikan kelas dari kelas
7 menuju kelas 8.
Sayangnya ritual ini harus
berhenti dan tidak kami lakukan lagi lantaran kelas gue dan Teguh yang berbeda.
Gue masuk kelas 8.1 sedangkan Teguh 8.2.
Walaupun kelas kita sebelahan,
sayangnya tempat duduk kita tidak lagi bersebelahan. Mau bagaimana pun akan
susah untuk akrab lagi. Lagi pula jam pelajaran kita berbeda, walaupun jam
masuk dan istirahatnya tetap sama, tapi akan ada mata pelajaran yang bentrok.
Jadi sesuai kesepakan bersama, ritual menatap setiap pagi sebelum masuk kelas dan
siang waktu jam istirahat ini pun kami putuskan untuk dihentikan.
SEKADAR MENGINGATKAN. TATAPAN GUE TIDAK SEPERTI INI!!! |
Keputusan yang berat
sekaligus alay. Walaupun cuman duduk berdua di depan wc dan menatap cewe
idaman, gue merasa kegiatan ini cukup berkesan menemani masa-masa kelas 7.
Sampai naik ke kelas 9,
lulus, dan masuk di SMA yang berbeda, gue dan Teguh sama-sama nggak tahu siapa
nama dua cewek ini. Kita memang sengaja nggak berusaha mencari tahu siapa
mereka.
Karena tujuan awalnya hanya
sebagai penyemangat melewati kelas 7. Maka nama tidak masuk dalam daftar
penting untuk diketahui. Gue dan Teguh sudah tidak akrab seperti kelas 7 lagi.
Lingkungan teman yang berbeda membuat kami jarang sekali bertemu walaupun
sempat sebelahan kelas di kelas 8.
Kami cuman saling
mengangkat alis dan senyum tipis doang kalau papasan dijalan menuju kantin
sekolah. Sebentar. Ini kenapa jadi menjijikan ya penggambaran antara hubungan
gue dengan Teguh.
Oke kita fokus.
Dua cewe yang kita sukai
juga berpencar kelas, mereka tidak pernah satu kelas lagi dari kelas 8, kelas 9,
hingga akhirnya lulus dan masuk ke SMA yang berbeda-beda.
***
Tibalah suatu hari di awal
bulan Agustus tahun 2017. Gue baru bangun tidur dan mengecek hape. Jakarta pagi
itu cukup dingin, jadi gue menarik selimut sambil membawa hape masuk kedalam
selimut. Gue cek beberapa notifikasi yang masuk di hape.
Ada satu followers baru di instagram. Cewek. Pas
gue liat profil akunnya. Eh ternyata private.
Karena instagram bangkai. Nggak bisa nge zoom foto profil orang, gue jadi males mau follow back.
Tapi, setelah
memperhatikan betul-betul, dan membaca username
serta jumlah followers yang angkanya jauh
lebih banyak dari jumlah following.
Ini penting, karena tingkat ketenaran seorang cewe di lingkungan society nya dapat dilihat dari
perbandingan antara jumlah following
dan followers di Instagram. Gue pun
mantap menekan follow di akun
tersebut.
Tombol follow berubah menjadi request.
Nggak beberapa lama akun
gue langsung di accept. Gue lihat-lihat
beberapa post dia. Lihat lagi. Scroll lagi. Sampai akhirnya gue sadar.
IHH, INI KAN CEWE YANG GUE
SERING LIATIN SAMPAI LEHER SALAH URAT DULU.
SERIUSAN NIH GUE DI FOLLOW
!!!!
Awalnya gue senang. Tapi, waktu scroll semakin ke bawah. Ehh udah ada foto
sama cowoknya. Langsung aja gue block.
Nggak lah, bercanda.
Gue biasa aja sih pas di follow. Yang jadi pertanyaan kenapa dia
bisa follow gue. Padahal circle pertemanan kita nggak pernah
sama. Gue temenannya sama anak orang gila, dia temenannya sama anak-anak keren
semua.
Selain itu gue juga udah
nggak punya perasaan apa-apa lagi. Segala kekaguman dan rasa suka yang dulu
sepertinya murni cuman buat ada kerjaan dan penyemangat untuk melewati kelas 7
doang.
4 hari setelah kejadian
ini gue pun DM Teguh di Instagram. Berikut obrolan tidak penting kami.
Intinya perempuan yang
hilang begitu aja zaman gue SMP bisa kembali. Gue nggak pengin tahu dia, bahkan
tahu namanya aja enggak. Eh setelah 8 tahun orangnya muncul. Walaupun buat
sebagian orang ini gaje. Atau biasa aja. Tapi buat gue cerita ini (meminjam
kalimat dari blogger asal Solo):
Cukup lucu!
***
Gue masih punya cukup
banyak kisah tentang perempuan-perempuan yang hilang begitu saja tanpa gue tahu
namanya siapa. Kapan-kapan gue ceritakan yang lain lagi deh.
Kalo kalian sendiri
gimana? Kalian punya cerita yang sama kaya gue nggak? Kalo punya boleh share dicomment box atau dibuat aja
postingan sendiri. Babay^^ .
11 KOMENTAR
Untung saya bukan teman anda, Om
ReplyDeleteSaya kan normal Engga gila
Teman, om. Hentikan semua status2 yang tidak bias kau gapai itu, nik.
DeleteGue juga banyak sih yang begini, kalo mau tau bisa beli buku gue judulnya Ngeden Love *sekalian promosi*
ReplyDeleteDatang-datang promo *Tendang*
DeleteNggak jauh beda sama saya, San. Dulu SMP kelas 7 juga penyemangat buat berangkat sekolahnya cukup dengan memandangi cewek yang saya kagumi. Kalau diinget-inget lagi, jijik juga. Tapi sekolah jadi lebih menyenangkan. Wakakakak.
ReplyDeleteSaya pernah bikinin post khusus buat dia ketika mengenang masa-masa jadi lelaki pemalu, tapi saya nggak pernah di-follow sampai sekarang. :( Momen langka itu, San.
I told, khan, Umur segitu mah biasanya kalo yang punya kesibukan di sekolah ya enak. Lah, kita yang sekolah cuman buat ala-ala ini, butuh banget itu 'enghiburan' waktu di sekolah
Delete*Toss*
Perubahan itu penting yog. Berubahlah. Biar di follow.
Kepala sukro. Kok bawaannya bikin laper ya:(
ReplyDeleteJadi pengen ngemil gitu
Whooa difollow cewek inceran jaman SMP. Mantap.
Etapi kujuga bingung kenapa dia bisa follow elu bhang.
Kalo lu yang ngomong mau ngemil orientasinya kok kaya negative ya :(?
DeleteThe magic of univers.
Pernah. Waktu SMP ngecengin anak kelas sebelah tapi nggak pernah tau namanya dan nggak pede ngajak kenalan. Begitu kelas 3 SMK tiba-tiba kontakan di BBM karena hasil barter promote PIN sama temen (dan si cewek kunyuk itu nge-invite gue asal aja tanpa tau orangnya, cuma buat nambah kontak katanya). Mulai sering chat, saling follow IG, tapi pas gue tembak malah udah punya pacar. DIA NGGAK NGUMBAR FOTO PACAR DI MEDSOS GITU LHO. CUMA NGASIH USERNAME IG COWOKNYA DAN TERNYATA BENERAN PACARAN ANJIR. Suram sekali.
ReplyDeleteAnjay barter Pin BBM. Zaman bahela banget itu woy.
DeletePesan moral: ada baiknya sebelum nembak cewe cek ombak dulu, dia stnk sama bpkb nya udah atas nama orang lain atau belum. ini penting.
Wah iya bener. Suatu tindakan yang tidak terpikirkan itu cek stnk ya karena... DIA NGGAK PUNYA STNK WOY! Huhuhu
DeleteTerima Kasih buat kalian yang udah mau ninggalin komentar. Nggak perlu nyepam atau tebar link buat dapat feedback dari gue. Cukup rajin kasih komentar gue pasti bakal kasih feedback balik. Kalian senang gue juga Senang, double deh senangnya ^^
Yang Ngetik -@Ichsanrmdhni