2 tahun yang lalu,
gue peranah menulis postingan tentang kesan pertama gue sebagai Mahasiswa baru
jurusan DKV di sebuah situs online. Waktu itu sepertinya gue orang pertama yang
menulis postingan tipe seperti ini. Postingan itu di share sebanyak 2.700 kali lebih. Hmmmmmm
Kemudian, setelah
melihat perkembangan postingan itu, gue jadi kepingin mempublish versi asli
dari tulisan ini. Karena waktu di share di situs online dulu, tulisan gue kena
editan dan lain-lainnya.
Tulisan ini adalah keresahan
yang gue rasakan sebagai MABA jurusan DKV, nantinya kalau sempat gue akan
membuat lanjutannya. Selamat menikmati.
Menjadi seorang
desainer itu menyenangkan, cuman modal komputer/laptop, kursi dan kopi kita
bisa menghasilkan banyak uang. Kalo udah jago desain bukan kita yang mencari
pekerjaan tapi pekerjaan yang mencari kita.
Doktrin-doktrin
seperti inilah yang membuat banyak anak muda yang baru lulus SMA ingin sekali
masuk ke sekolah desain, dan mengambil Program Studi DKV. Mereka berangapan
bahwa menjadi mahasiswa DKV itu pasti mudah-mudah saja tidak seperti mereka
yang mengambil Program Studi Matematika atau Fisika Nuklir.
Padahal tidak selalu
demikian, sebelum kalian lulus dan benar-benar ingin masuk DKV, ada beberapa
hal yang perlu kalian tau bahwa DKV itu tidak hanya tentang Mendesain dan
menggambar asal-asalan.
Beberapa hal yang
perlu kalian tau sebelum memilih jurusan DKV
DKV ya? Ummm Namanya
Keren
Yang pertama
terlintas di otak kalian ketika mendengar bahwa ada jurusan dikampus yang
namanya DKV, kalian akan mengangap jurusan ini keren banget. Namanya singkat
dan penuh makna, apalagi ada embel-embel kata “Visual” disana, membuat jurusan ini semakin keren dan semakin
ingin kalian masuki.
DKV memang punya nama
yang keren, gue waktu pertama tau jurusan ini juga langsung kesemsem dan
browsing semalaman buat nyari semua info soal DKV, tentang pelajarannya,
dosen-dosennya sampai alumninya. Dan rata-rata info yang google sampaikan ke
gue waktu itu, sukses membuat gue untuk diam dan berkata :
“Gue
harus Jadi Anak DKV, harus”
Diterima Sebagai MABA
Prodi DKV Membuat Kalian Merasa Bangga Setengah Mati
Begitu dinyatakan
lulus dan resmi menjadi mahasiswa DKV kalian akan merasa sangat bangga, dan
kalian memang wajib bangga karena telah menyingkirkan banyak orang untuk bisa
tembus dan masuk di Prodi ini, apalagi jika prodi ini terdapat di Perguruan
Tinggi Negeri, rasa bangga kalian akan semakin menjadi-jadi.
Kalian mulai pamer
dan mengganti tempat belajar di profil facebook dengan Jurusan DKV, mengganti
Bio di Twitter dengan embel-embel Mahasiswa DKV atau menambah Bio di akun
Instagram dan social media lainnya.
Tapi, jauh didepan
sana kalian tidak sadar bahwa kalian baru saja memasuki gerbang kegelapan,
karena harus berteman baik dengan aktivitas bernama BEGADANG dan KOPI HITAM.
Setelah Ospek, Masa
Liburan Kalian Benar-Benar Akan Berakhir
Disaat ospek kalian
sering merasa bosan dan menginginkan agar kegiatan ini segera berakhir, padahal
setelah ospek berakhir kalian para Maba (Mahasiswa Baru) jurusan DKV akan
langsung dihadapkan dengan beragam tugas yang tidak pernah kalian kerjakan
sebelumnya.
Kalian mulai stress
berjamaah dan ingin mengulang kembali masa-masa ospek kampus. Nggak papa deh
kaka tingkatnya kejam dan suka marah-marah, daripada harus begadang demi
mengerjakan tugas Nirmana yang sampai sekarang kalian nggak tau maknannya apa.
Kalian yang bertekad
mencari pacar baru setelah ospek selesai akan gigit jari, masuk di Prodi DKV
jangankan mencari pacar, sekedar mencari teman baru dari jurusan lain saja
mungkin nggak sempat karena tugas yang selalu datang silih berganti.
DKV itu Jurusan yang
Teknologi Banget
Karena ada kata
Desain, Komunikasi dan Visual kalian lantas mengangap bahwa DKV adalah jurusan
yang teknologi banget, terlihat dari namanya yang nggak mengandung unsur jadul
semacam jurusan lain.
Padahal, jauh dari
itu semua, DKV juga nggak Teknologi-Teknologi banget, di Semester awal seperti
gue (dulu), kalian akan dipusingkan dengan segala tugas yang sifatnya manual,
mulai dari membuat sketsa manual dengan pensil, pulpen atau tinta bak, sampai
membuat tipografi di berbagai macam media kertas mulai dari kertas polos sampai
kertas berserat dan bertekstur yang sulit didapatkan.
Belum lagi ada tugas
NIRMANA yang kalian nggak bakal mengerti apa maksud dari tugas mata kuliah ini,
tapi lama-kelamaan kalian akan paham bahwa nirmana itu berkaitan sekali dengan
kehidupan sehari-hari, percayalah.
Kalian Berfikir Bahwa
DKV adalah Jurusan Yang Kerjanya Selalu Mengambar dan Mengambar
Disaat kalian
menerima jadwal kuliah (KRS) kalian akan senang karena tidak ada Mata Kuliah
Matematika, Kimia dan Fisika disana. Tapi kalian akan tertunduk lesu karena ada
mata Kulain aneh lainnya yang harus kalian tempuh.
Kalian akan
berhadapan dengan pelajaran Bahasa Indonesia lagi, hanya saja di Mata kuliah
ini ada sedikit modifikasi Nama menjadi Bahasa Indonesia Keilmuan. Tetapi
kalian merasa bawa ini lebih baik dibanding Matematika dan kawan-kawannya.
Adapula mata kuliah
Pengantar Ilmu Filsafat, mendapatkan mata kuliah ini seperti mendapatkan beban
100kg diotak. Di mata kuliah ini kalian akan diajak berfikir kritis dan melihat
segala sesuatu bukan hanya dari satu sudut pandag saja, melainkan dari beraneka
ragam sudut pandang. Akan muncul istilah klise seiring berjalannya mata kuliah
ini, yaitu
“merahmu
belum tentu merahku”
Maksudnya adalah apa
yang kalian liat dan rasakan belum tentu orang lain juga berfikir demikian.
Kalian mulai merasa dipusingkan dengan mata kuliah ini, padahal ini hanya mata
kuliah pengantar, gimana dengan kalian yang murni belajar Filsafat?
Teman dan Keluarga Kalian
yang Tau Bahwa Kalian Kuliah DKV Akan mengangap Kalian Bisa Menggambar dan
Mendesain Semua Hal
Sebuah paradigma sosial
akan menghampiri hidup kalian, disaat teman-teman dan keluarga sudah mulai tahu
bahwa kalian kuliah di Prodi DKV. Mereka secara subjektif mengangap bahwa
kalian pasti anak yang super kreatif dan bisa mendesain segala hal, mulai dari
kartu nama, kartu ucapan, sampai kartu undangan untuk acara nikahan mantan #eaaaaa…
Padahal untuk kalian
yang tidak tahu apa itu jurusan DKV dan tidak sengaja terjebak Disana ,kalian akan
binggung menanggapi komentar-komentar yang datang dari teman dan keluarga. Cara
terakhir yang kalian lakukan untuk merespons semua komentar-komentar itu pun
hanya senyum dan mangut-mangut.
Masalah selesai.
Masuk Di Prodi Ini
Kalian Akan Bertemu Orang Dari Latar Belakang dan Keahlian yang Berbeda-Beda
Setelah masa Ospek
berakhir kalian akan mulai dibagi menjadi beberapa kelas, dan disetiap kelas
kalian akan menemukan teman dari latar belakang kemampuan yang berbeda-beda.
Ada yang sudah jago dan paham betul tentang animasi 2D, ada yang sangat hobby
menggambar sketsa, ada yang sukanya menggambar anime……hentai, ada pula yang
mainannya udah di software animasi 3D.
Sekarang kalian mulai
merasa seperti ada di sebuah dunia makanan berat dimana terdapat bakso, pizza,
mie ayam, cap cay dan lain-lain disana, sedangkan kalian sendiri hanya seperti
cemilan kerupuk diantara makanan berat tadi. Sangat kecil dan nggak penting.
Kalian akan berfikir
bahwa kemampuan menggambar yang kalian bangakan sewaktu di SMA dulu tidak
berarti apa-apa disini, karena di jurusan DKV inilah akan dimulai persaingan
yang sesungguhnya, Brace Your Self.
Tapi, Semakin
Seringnya Kalian Bersama Kalian Akan Mengerti, Se-Jago Apapun Skill Kalian,
Tugas Anak DKV tetap Akan Terasa Berat
Di awal bulan
mengemban status sebagai anak DKV kalian akan mulai terbiasa dengan yang
namanya begadang, telat kekampus dan nggak mandi waktu kekampus.
Kebersamaan akan
memupuk semangat kalian untuk segera menuntaskan semua tugas dan bertemu dengan
hari libur. Walaupun di hari libur kalian tetap dipaksa pacaran bersama tugas,
kalian tetap senang karena mengerjakannya bersama teman-teman sependeritaan.
Masuk dibulan ke 3
dan 4, melewati UTS dan mendekati UAS kalian akan berfikir bahwa mungkin tugas
akan mereda, tapi faktanya apa, tugas malah semakin banyak dan kalian semakin
stress dibuatnya.
Belum lagi jika
kalian memiliki dosen yang tidak bisa diajak berkompromi, tugas semakin sulit.
Dan tidur adalah sebuah aktivitas mahal yang susah sekali didapatkan.
Sekarang Kalian Mulai
Berangapan “Kayaknya Gue Salah Jurusan
Deh”
Berhadapan dengan
tugas yang itu-itu saja membuat kalian jenuh, bosan dan mulai berfikir bahwa
anak-anak dari jurusan lain terlihat lebih bahagia dan selalu bisa tertawa
lepas se-lepas-lepasnya. Berbeda sekali dengan kalian yang selalu murung karena
dibayangi oleh tugas yang selalu menumpuk setiap minggunya.
Dititik ini sangat
wajar jika kalian mengeluh, mulai tidak se-semangat di awal masuk dulu, kalian
diangap sombong oleh teman-teman SMA, apalagi buat kalian yang kampusnya
berbeda pulau dengan pulau asal kalian, teman-teman akan men-judge kalian
sombong karena tidak pernah memberi kabar satu sama lain lagi.
Janji ketika lulus
SMA nanti akan tetap saling mengabari dan meramaikan Group Alumni pun kini
hanya menjadi sebuah wacana.
Kalian bukannya tidak
ingin bertegur sapa atau meramaikan group, tapi kalian memang tidak punya waktu
untuk bersantai dan membuang banyak waktu seperti itu. Kalian lebih memilih
untuk mengerjakan tugas, karena jika tugas ini ditumpuk yang kesusahan adalah
kalian sendiri, teman-teman SMA kalian yang berada dipulau yang berbeda pun
tidak bisa membantu apa-apa. Sangat logis
Kalian mulai berfikir
layaknya seorang filsuf, dan memilih layaknya seorang dermawan. Ternya di fase
ini pengaruh mata kuliah filsafat mulai terasa.
Tapi Jika DKV adalah
JIwa Kalian, kalian Akan Mengerjakan Semua Tugasnya Dengan Senyuman bukan
Kekesalan
Semakin lama kalian mulai
terbiasa dengan tugas-tugas rodi Mahasiswa DKV, kalian diminta membuat
Tipografi berlembar-lembar, nirmana berlembar-lembar sketsa yang tidak ada
habisnya, dan setumpuk makalah dari Mata Kuliah Lain seperti Bahasa Indonesia,
Estetika, Filsafat, Agama Islam, Tinjauan Desain dan Komunikasi Periklanan.
Jika hanya di
jabarkan saja seluruh tugas ini memang benar-benar cukup berat. Tapi jika kalian
mengerjakannya dengan kesenangan, tugas ini akan terasa menyenangkan.
Kalian akan belajar
tentang keharmonisan, keteratura dan keseimbangan di Nirmana. Kalian diajak
berfikir lebih dewasa di Filsafat. Kalian sangat menghargai dan mengapresiasi
setiap karya di Estetika, dan kalian mulai mengomentari setiap iklan yang
kalian lihat karena dokterin dari Teori Periklanan.
Sekarang angapan
kalian tentang tidak manusiawinya tugas mahasiswa DKV mulai kalian lupakan dan
mulai mengerjakan semua tugas itu dengan kesenangan. Karena kalian yakin hidup
ini seperti sebuah desain.
“desain
yang baik lahir dari senyum tulus desainernya”
Masih Ingin Masuk
DKV?
20 KOMENTAR
HAH... HAH... HAHAHAHAHHAAA
ReplyDeleteini bener banget nii. gua juga pertamanya bangga bet bangga jadi anak DKV. bahagia gitu kalo pamer ke ortu pacar kalo gua jurusan DKV. Tapi sayangnya sekarang pacar gua ilang ntah kemana.
eh.. skip skip
Iyaps, gua juga awalnya aneh aneh denger nama matkul yg ada di DKV. Mungkin ntar lu bakal ketemu juga dengan matkul Semiotika, yang pelajarannya berat gila lebih dari 100 kg. Dan bakal ada mata kuliah lain yang bakal kalian temuin di DKV yang pastinya bakal ngeluarin duit gak sedikit, buat cetak ini cetak itulah, itupun kalo gak di acc dosen berarti kalian HARUS cetak lagi dengan ngeluarin duit itu lagi~
Itu bukan maksud gua nakut-nakutin, tapi ya emang gitu kenyataannya. Balik lagi di point terakhir..
"Tapi Jika DKV adalah JIwa Kalian, kalian Akan Mengerjakan Semua Tugasnya Dengan Senyuman bukan Kekesalan"
Nah etaa...
Kalo kalian emang jiwa seni, kalian bakal nikmatin setiap tugas. Yang jelas, berapa lama di kasih deadline sama dosen, kalian bakal ngerjainnya H- beberapa jam, sesusah apapun tu tugas. HAHAHHA
Udah ah, maaf panjang yam. Aku khilaf :((
apaan? ga ada semiotika juga.....
Delete-gelos
Ada, eta ccs :((
DeleteBuset ry, mending bikin post sendiri dahhh hahahah, true semua tapu itu *toss*
Deletetugas banyak apaan, lo masih sempet pacaran gitu. POSTINGAN INI PENUH DUSTA, GAES!!!
ReplyDeletesi kampret. itu mah pinter2nya gue aja hahahha
DeleteGue salah satu yang pengin masuk jurusan ini dan kandas karena... sama sekali ga bisa gambar. :))
ReplyDeleteBersyukurlah di, udah baus lo lulus kuliah, kalo jadi masuk DKV mungkin nasib lo nggak kek sekarang :)
DeleteSepertinya ini satu-satunya tulisan lo yang waras.
ReplyDeletesatu-satunya berarti dua us, lu gimana sih, banyakan makan wo.... yaudahlah ya
DeleteArsitek juga kan kerjaannya gambar juga ya jadi persis sama DKV juga nggak sih apa beda? :D
ReplyDeletebeda, arsitek itu lebih ke konsepnya keknya, dan meraka jelas belajar hitungan dan matematika secarateknis, kalo gue enggak. paling ada gam tek nya doang.
DeleteWiiih jurusan ini asik yah gambar-gambar... gak kayak jurusan gue membosankan.. :/ cuih banget dah ah.
ReplyDeleteSangat asyikkk kok. Coba deh rasakan
Deletemas ayam. daritadi guwe liat foto2 dipostingan ini koq gak ada anak yang menunjukan kalo itu loe. apa jng2 mas ayam termasuk golongan yg teraniaya yang kalo waktunya anak2 kumpul buat foto2, mas yg dsuruh moto.in wkwkwk
ReplyDeleteItu rata2 ada muka gue, pokoknya yg pake topi itu gue, kecuali yg topinya ada pulpen2 fan berkaca mata, itu bykan gue, bukann
DeleteSebelumnya aku nggak tau DKV sih bang ._. wkwkkw tapi setelah ada seorang temen yang ngotot pengen masuk DKV (dia sampai keluar dari UGM buat masuk DKV di TelkomUniversity) langsung tau dan nganggep kalau DKV itu jurusan yang gila-gilaan orang kreatifnya :)
ReplyDeleteiya, tapi untuk menuju proses kreatif itu emang kita harus gila dulu.
Deletebtw temen lu di ugm ambil apa dulu ? jangan2 ambil hikmahnya doang, makanya dia pindah :(
Lulusan DKV itu jadi apa ya?
ReplyDeleteTapi emang yang niat masuk kuliahnya dadakan, maksudnya nggak kepikiran dari awal SMA banget, pasti pernah ngerasain "kayaknya aku salah jurusan deh." itu wajar kaliiii.
Tiap jurusan ada suka-dukanya. Selama itu sesuai passion, nikmatin aja San. Begadang sampe subuh pun, nikmatin aja. Tugas gak kelas-kelar, nikmatin aja.
jadi gila *lanjutan komen di atas* hahahaha
Deletejadi apanya nggak penting sih mba, yang penting ganteng. oke ngawur.
yoih, ini gue lagi nikmatin nih, caranya dengan membuat postingan ini, wehehehe
Terima Kasih buat kalian yang udah mau ninggalin komentar. Nggak perlu nyepam atau tebar link buat dapat feedback dari gue. Cukup rajin kasih komentar gue pasti bakal kasih feedback balik. Kalian senang gue juga Senang, double deh senangnya ^^
Yang Ngetik -@Ichsanrmdhni