Waktu semester satu
dulu, gue dan teman-teman pernah membuat sebuah box kayu untuk tugas kampus. Tugasnya
adalah menyambungkan kayu-kayu yang menjadi bahan utamanya dengan paku.
Saat temen gue
mencoba untuk menyambungkan kayu yang satu dengan yang lain menggunakan paku,
dia tidak berhasil, pakunya bengkok dan hanya menghasilkan lubang.
Kemudian dia mencoba
lagi untuk memasukan paku yang berbeda melalui lubang yang sama tadi, berharap
pakunya bisa tembus dan menyambungkan kedua kayu yang terpisah tadi, dan
ternyata dia berhasil, kayu yang tadinya terpisah sekarang sudah menyatu.
Gue jadi berfikir,
ternyata menancakpan paku yang berbeda dilubang yang sama bisa berhasil. Mungkin
kasus ini bisa dipratikan dalam masalah percintaan.
Seperti kita mencoba
untuk menancapkan hati yang sudah berbeda (tentunya
lebih baik) kepada orang yang sama yang pernah gagal bersama kita, tapi
berharap hasil yang beda.
Dari kejadian ini gue
belajar mungkin balikan sama mantan nggak melulu akan mendapatkan kegagalan.
Buktinya seperti paku yang ditancapkan temen gue dilubang yang sama tadi, bisa berhasil dan
menyambungkan kayu yang satu dengan yang lainnya.
Pointnya bukan
tentang seberapa lemah paku yang kita pakai atau seberapa kuat kayu yang ingin
ditembus. Kuncinya ada dipaku yang ‘baru’
tadi. Kenapa kita takut kembali dengan orang yang pernah gagal bersama kita.
Jika kita kembali
tapi tetap membawa kelakuan dan kesalahan yang sama seperti diawal dulu,
mungkin gagal akan datang kembali, tapi, gimana kalau kita ubah.
Kita ubah semua
kelakuan jelek dan kesalahan-kesalahan yang sebenarnya nggak perlu kita lakukan
semasa pacaran dulu. Walaupun ada pepatah yang bilang :
“jangan
mau berubah hanya karena cinta, karena cinta yang sesungguhnya tidak perlu
diubah atau mengubah”
Kita mungkin pernah
mendengar orang yang punya prinsip seperti ini :
“dia
yang mau menerima gue, adalah dia yang menerima apa adanya gue, tanpa ingin
mengubah gue sedikit pun”
Emang bener, berubah
karena cinta itu seperti mengkhianati kodrat diri sendiri. Tapi kita harus bisa
memilah-milah, mana sifat yang harus tetap dipertahankan mana yang dikurangi
dan mana yang benar-benar harus dihilangkan.
Jika kita egois, mau
menang sendiri, nggak mau mendengar masukan dari orang lain, apakah ada
seseorarang yang mau menerima kita apa adanya dengan sifat yang menyebalkan
seperti itu.
“…Ada”
Tapi perbadingannya 1
berbanding jumlah tetes air hujan yang jatuh ke bumi.
Kita sering melakukan
kesalahan-kesalahan yang sebenarnya nggak penting, seperti pura-pura lupa dan
bohong-bohong kecil.
Nggak munafik gue
juga sering gitu, terkadang ada sebuah moment dimana kita emang males
banget bales chat dari pacar, padahal
kita tau dia lagi chat, gue pengin ngilangin sifat kayak gini, tapi nggak
pernah bisa, susah, ini sifat yang naluriah banget dan susah buat dihilangkan.
Karena nggak bisa
dihilangkan, mungkin gue hanya butuh untuk menguranginya saja. Caranya,? yaa,
sejauh ini gue belum bisa kasih tau caranya, karena gue udah lupa gimana
rasanya punya pacar.
Kembali ke kayu dan
paku. Pelajaran lebih dalam yang gue dapat dari tugas kampus kemarin adalah,
paku dan kayu adalah dua material benda yang berbeda, tapi dari perbedaan itu
malah mereka bisa menjadi satu, menjadi kuat dan susah untuk dipisahkan.
Kita dan calon
pasangan pun juga pastinya adalah dua orang yang sangat berbeda, dua orang yang
punya pandangan dan presepsi yang pastinya sangat berbeda. Contoh kecilnya,
symbol di depan pintu toilet pun kita berbeda…hmmm oke san
Mempersartukan dua
elemen yang berbeda memang bukan perkara mudah, tetapi bukan tidak mungkin
untuk dilakukan.
Pacaran dengan orang
yang sangat berbanding terbalik dengan kita pun tidak melulu merupakan kesalahn
besar.
Dia suka pedes, gue
nggak bisa makan pedes. Dia hobby jogging gue hobi tidur siang. Dia selalu
benar, gue selalu salah. Oh iya, ini mah kodrat cowo, bukan sebuah
perbandingan. Sorry.
Point dari semua
omong kosong gue di beberapa paragraph tadi adalah, mungkin balikan sama mantan
gak selalu akan berakhir dengan kegagalan.
Ada Beberapa faktor
yang membuat kita takut, atau mungkin malu kembali kepada mantan, seperti takut
di bully temen. Iya, kembali sama mantan dan temen-temen udah tau kalau kita
balikan, pasti ada aja satu dari beberapa temen kampret ini yang mulutnya
pengen dijahit pake jarum panas yang dibakar pake api.
“bro
bro, ngapain balikan sama mantan, kan lo sendiri yang bilang. Mantan itu kaya
makanan basi yang harusnya ada ditempat sampah, kalo nanti ada orang yang
macarin mantan lo lagi, ya berarti dia emang tukang pungut sampah HAHAHAHAHA”
Dan yang macarin
mantan gue adalah gue sendiri, berarti guelah tukang pungut sampahnya, biadab,
gue baru ngeh.
Tapi, seperti kata
pepatah lagi,
“cinta
itu prihal kamu dan dia, bukan soal temanmu dan teman dia. Kalian yang tau
harus diapakan hubungan ini, kembali rusak untuk yang kedua kali, atau berakhir
bahagia suatu saat nanti”
Faktor lain yang
membuat kita takut kembali kepada mantan adalah, kita suka membandingkan pacar
kita terdahulu setelah putus dengan mantan, dengan mantan yang sekarang. Bingung ? sama gue juga.
Kalo bingung biar gue
jelasin bentar. Jadi kalian punya mantan, kemudian putus, kemudian pacaran
lagi, lalu putus lagi.
Anggap saja mantan
yang pertama itu namanya Rosalinda dan yang kedua namanya Esmeralda. *anjir, ini mah telenovela banget, apa dah*
Nah, setelah putus
dari Esmeralda, nggak sengaja kalian kontakan lagi sama Rosalinda, kemudian
kalian merasa, sebenarnya apa yang salah dari Rosalinda, apa yang membuat
kalian sampai bisa putus dulu.
Kita pun mulai
mencari-cari jawabannya, mulai menebak-nebak sekenanya. Ajaibnya, kita tidak
menemukan jawaban itu dan spekulasi kita tidak masuk akal semua.
Nah, mulailah tumbuh
rasa sayang yang dulu lagi kepada Rosalinda, kita mulai mantap dengan hati ini,
mulai membuka hati ‘kembali’ untuk Rosalinda.
Baru 70% sih. Karena 30% nya lagi, masih coba di banding-bandingkan dengan Esmeralda.
Begitulah, kita takut
kembali kepada mantan, karena masih terus membanding-bandingkan. Mana yang
lebih bagus, Rosalinda atau Esmeralda? Mana yang lebih membuat kita nyaman, Rosalinda
atau Esmeralda? Atau mana yang Toketnya lebih gede, Rosalinda atau Esmeralda?
Oke ini udah mulai ngelantur, maafkan. Buat ade-ade yang baca, toket itu
artinya merek korek api ya, oke.
Inti dari segala inti
dari tulisan ini adalah bukan untuk memprovokasi kalian, bukan untuk
menjerumuskan kalian juga. Intinya adalah, balikan sama mantan bukan hal yang
harus menjadi pantangan. Kita boleh punya prinsip, tapi kasihan hati kita.
Pedih loh melukai diri sendiri karena prinsip, mati kemakan gengsi sendiri.
Tidak ada salahnya
kembali kepada mantan, asal kalian tidak mengulangi kesalahan yang dulu, tidak
menyakitinya dengan cara yang sama untuk kali kedua, dan tidak memperlakukan
mereka keterlaluan.
Jadi gimana, udah
terhasut dan pengin BBM-in mantan ?
#Cerita
#Curhat
6 KOMENTAR
hmm..
ReplyDeletewahaha paku bisa nyambung juga sama masalah percintaan.
ReplyDeleteTapi kalau dipikir iya juga. Banyak orang yang berhasil dengan balik ke orang yang lama
hmmmmmmm boleh jugaaaa
ReplyDeleteWah pantat ayam bisa aja nih ngomongin masalah balikan dihubung2in sama paku.. mungkin kalo pake paku kuntilanak bisa lebih kuat lagi kali ya, dan pasti bakal susah dicabut, menancap dengan pasti.
ReplyDeleteSebenernya masalahnya ada pada apakah lubang yang sudah tergores itu siap untuk ditancapkan dengan paku yang sama lagi~
btw, lo bikin postingan beginian bukan semacam konspirasi biar mantan lo baca terus mantan lo jadi terhasut biar mau diajak balikan lagi kan?
Bahahah.. Pembahasan apa ini? Tolooong!!!
ReplyDeleteTapi kalo mantan minta balikan mah tergantung juga. Seberapa banyak ia mampu akan memperbaiki kesalahan. Eaaaakk :P
Toket toket
ReplyDeleteTerima Kasih buat kalian yang udah mau ninggalin komentar. Nggak perlu nyepam atau tebar link buat dapat feedback dari gue. Cukup rajin kasih komentar gue pasti bakal kasih feedback balik. Kalian senang gue juga Senang, double deh senangnya ^^
Yang Ngetik -@Ichsanrmdhni