Gue adalah orang yang
dianugrahi skill gambar secara manual yang sangat minim dari tuhan. Sangking
minimnya, dulu, waktu semester satu ada mata kuliah sketsa, gue lebih banyak berdzikir dibanding latihan
gambar sket.
Untungnya dosen
sketsa gue nggak jahat, orangnya asik lah. Nggak suka ngejek-ngejek gambar yang
dihasilkan mahasiswanya. Gue sempat mikir
Akhirnya gue pun lulus mata kuliah ini dengan
riang gembira, dan meninggalkan mata kuliah sketsa dengan senyum kemenangan.
Nah, di semester tiga
ini gue ketemu lagi sama dosen sketsa yang akan ngajar mata kuliah Illustrasi,
alhamdulilah, karena di ajar sama dosen yang sama, skil gambar manual gue pun
bertambah……bertambah parah maksudnya.
Oke, ini mah emang
mahasiswanya yang oon, dosen nya mah tetep manteb.
Gue lemah gambar manual,
tapi kalo digital jangan ditanya…… Sama lemahnya hahahah. Di tambah lagi kalau
objek yang digambar adalah manusia. Mampus dah, gue pengen mati aja kalo
tugasnya model beginian.
Di minggu-minggu
pertama, tugas illustrasi masih bisa gue handle.
Masuk ke minggu ke 5-6. Tiba-tiba gue
pengen berhenti kuliah. Karena tugasnya adalah nge-gambar illustrasi wajah
manusia sampai setengah badan. Gila aja, gambar wajahnya aja kadang gue bisa
bingung, gimana pake ada tambahan
setengah badan. Amsyong.
Semoga gue bisa
melewati terjalnya mata kuiah maha kampret ini.
Tapi, di postingan
ini gue nggak mau ngomong banyak soal mata kuliah illustrasi. Gue mau ngenalin
kalian sama mata kuliah dengan JS paling tinggi di KRS (Kartu Rencana Studi) gue sekarang. 6 JS, 2 kali pertemuan
seminggu. Dan tiap minggu tugasnya bejibun. Dan semua tugasnya adalah
menggambar manual. Muntah, muntah dah
ini gue.
Nama mata kuliah ini
adalah bahasa Visual. 3 minggu pertama masuk, dosen cuman ngasih teori-teori
aja. Ahh gue pun berfikir,
“gini
doang mah gampang, ikon, index, symbol, cincailah kalo ini aja”
Dosen masih
menjelaskan, dan menjelaskan. Sampai tiba saatnya di minggu ke-4. Gue dan
teman-teman sekelas akan mulai menyetok kopi dan indomie lebih banyak buat
lembur.
Tugas pertama dari
mata kuliah ini adalah, menggambar 8 bentuk ikon yang menggambarkan 2 bayi,
anak laki-laki, anak perempuan, wanita dewasa, pria dewasa, pria lansia dan
wanita lansia.
Aturannya. Setiap
gambar harus melewati 3 tahap penyederhanaan. Karena esensi dari ikon adalah ‘menyederhanakan’ sama seperti Cinta, intinya adalah tentang ‘komunikasi’
kalau di istilah ikon bunyinya begini :
‘jika
gambar yang di hasilkan tidak bisa mewakili kesederhanaan objek yang di maksud,
berarti gambar ini tidak bisa disembut ikon’
Sedangkan dalam kasus
yang berbeda, kali ini cinta, bunyinya bisa berubah menjadi seperti ini :
‘jika
cinta yang dihasilkan tidak bisa mewakili perasaan berkomunikasi yang nyaman
satu sama lain, maka hubungan ini tidak bisa disebut cinta’
#Sedap
#TibaTibaNyambung #AnakDKVnggakMauRugi
Contoh tugas udah di
perlihatkan, cara pengerjaanya juga udah. Sekarang tinggal ngerjain.
Oh iya, di KRS mata
kuliah inipunya jatah 2 kali seminggu untuk tatap muka, yaitu hari senin dan
rabu. Maka dosen gue pun membuat kebijakan yang ntah meringankan atau justru
sebaliknya.
Pilihan pertama :
Jika
seminggu kita tetap 2 kali tatap muka, maka tugas yang di kumpul bisa di cicil,
yaitu 4 ikon, per- satu kali tatap muka.
Pilihan kedua :
Jika
seminggu kita hanya memilih 1 kali tatap muka, maka gambar yang harus di
kumpulkan semuanya, yaitu 8 gambar. Modar, modar dah.
Gue jelaskan lagi.
Mungkin kalian mengira mata kuliah ini terlalu simple. Mungkin beberapa dari
kalian akan berangapan begini,
‘yaelah,
bikin ikon doang, take easy lah’
‘halaah,
8 gambar aja, gampang itu mah’
‘pake tangan satu juga bisa gue mah’
‘pake tangan satu juga bisa gue mah’
Oke, terima kasih
untuk tangapannya yang menyepelekan itu. Gue juga awalnya mikir gitu. Ternyata
pas contoh tugasnya nongol, tiba-tiba sekelas kompak garuk-garuk kepala.
Ternyata efek dari tugas ini bisa menimbulkan ketombe yang berlebih di kepala.
Asumsinya adalah,
satu gambar melewati 3 tahap penyederhaan. Maka total yang harus di gambar
adalah 8 x 3 = BANYAK.
Ternyata ini lah
alasan dosen meminta gue dan semua anak sekelas untuk menjilid kertas hvs
kosong sebanyak 200 lembar.
Sebelum bertemu di
hari rabu, gue pun dengan semangat apa adanya mengerjakan tugas ini. Mulai
nyari gambar, download sana sini, gambar sana sini. Total seharian waktu yang
kepake untuk membuat 24 gambar ini. Akhirnya tugas gue selesai. Gue bahagia,
tinggal di kumpul. Selesai. Mantab.
Di luar ekspektasi,
kirain tugasnya cuman di kumpul, dan udah…. selesai. Ternyata tugasnya di cek
satu per-satu. Setiap mahasiswa maju, terus bawa hasil gambar plus lembar
konsultasi. Gue pun melonggo sambil menunggu di panggil.
Karena nama gue berada di absen agak terakhir, jadi
rasa tegangnya poll-pollan. Beberapa teman ada yang sudah di nilai. Ada yang
dapet B, B-, B+ sampai A-. gue optimis bisa dapet A, dari gambar yang menurut
gue udah ‘ikonik’ banget ini. Yapp,
semangat mahasiswa semester 3 gitu loh.
Semakin banyak
teman-teman yang sudah di nilai, semakin banyak juga yang stress. Ada yang di
suruh revisi 2 gambar, ada yang 3 gambar atau ada juga yang hanya merevisi
bentuk paling sederhana dari gambar yang udah jadi. Pokoknya pesan-pesannya
banyak.
Pas giliran gue maju.
Gue udah nggak PD aja. Begitu 200 lembar jilidan kertas hvs yang berisi gambar
yang ‘ikonik’ itu gue serahkan ke
dosen. Gue dan dosen saling tatap-tatapan, dan dia pun nanya
‘ini
gambar apa mas?’
‘bayi
pak!’ gue jawab sekenanya.
‘ohh’
dosen
cuman ngangguk-nganguk
Gue dalem hati udah
teriak ‘AMANNNNN’
Lembar demi lembar
dia buka lagi, lagi dan lagi. Awalnya wajahnya sumringah, tapi semakin ke
halaman selanjutnya, tiba-tiba raut wajahnya berubah menjadi asam.
Apalagi pas liat
gambar yang ini.
Dosen
: Ini, tinggal di kasih ballon percakapan jadi meme mas.
Gue
: hehe, iya pak, lucu ya
Gue ketawa garing.
Dosen
: udah lah, revisi aja ya mas, lagian juga gambarnya setengah semua, cari yg
full aja ya.
Gue
: revisi pak ? yang mana ? yang kakek meme ini ya ?
Dosen
: oh bukan, bukan yang kakek ini.
Yess, semoga yang
direvisi cuman satu atau dua gambar doang, gue senyam-senyum karena mengira,
tugas pertama ini pasti lolos deh.
Gue
: oh, jadi yang mana pak ?
Dosen
: revisi, semuanya aja ya mas!
Gue
: hah, yang mana pak ?
Dosen
: semuanya
Gue
: SEMUANYA PAK !!!!!!
Gue pengen loncat
dari jendela rasanya, begitu dosennya ngasi tau kalo gue revisi semua.
Bangke-bangke. Udah setengah mati gini ngerjainnya. Masa harus di ulang lagi.
Gue pengen nasngis. Bahkan pengen mati aja. Super kampret.
Mau nggak mau pun gue
harus ngerjain ulang tugas ikon manusia minggu ini dan harus selesai minggu
depan. Kirain kalo revisi bisa di kumpul nanti-nanti aja. Ternyata enggak,
kuampret.
Selain harus revisi
semua gambar ikon manusia, gue juga harus mengerjakan tugas baru, yaitu
menggambar 8 ikon hewan. Jadi total gambar yang harus gue kumpul minggu depan
adalah 48 gambar. MATI INI GUE, MATIII. Kalau tugasnya digital nggak papa. Lah,
ini manual kabehhhh.
Di titik-titik
seperti ini lah mental, tanggung jawab dan keseriusan di uji. Gue emang ngasal
ngerjain tugas yang pertama. Maka di tugas yang kedua dan revisi ini, gue harus
serius. Setiap gue ngelakuin kesalahan dalam perkuliahan, gue selalu ingat
wajah orang tua gue. Wajah susah payahnya mereka yang dengan segala upaya ‘nguliahin’
gue jauh-jauh sampai kesini. Nggak mungkin gue akan setega ini mengkhianati
mereka dengan memebrikan apa yang nggak mereka inginkan.
Jadi sebelum mulai
ngerjain tugas lagi, gue telfonan dulu sama ibu, buat penyemangat. Selesai telfonan gue langsung hajar semua
tugasnya.
Voilla, di malam
pertama tepat jam 3 pagi tugas yang revisi selesai semua, untuk merayakan
keberhasilan ini, paginya pun gue beli gorengan. Malam berikutnya. Di sela-sela ngerjain tugas
lain, tugas Komputer Grafis karena harus kejar detlen buat di cetak juga, gue
juga ngerjain tugas untuk 8 ikon hewan.
Malam pertama selesai
4 gambar, itu pun selesainya malam banget, sekitar jam setengah 2 dan malam ke
dua selesai juga semua, dan sama, tengah malem juga. Gue bener-beener di tuntut
buat begadang sama mata kuliah ini.
Masalah nilai udah
nggak gue pikirin. Bisa lulus dulu aja udah senangnya bukan main ini.
Biar nggak penasaran
sama ikon hewan. Gue tunjukin 2 contoh deh buat kalian.
Rabu selanjutnya
tiba, giliran gue maju. Gue memberikan hasil gambar, dosen membuka lembaran
demi lembaran. Gue pun dengan seksama memperhatikan ekspresi wajah dosen yang
seperti tidak berdosa ketika harus menyuuh mahasiswa me revisi semua tugasnya.
Beberapa kali dosen gue manggut-manggut kemudian berkata,
‘nahh,
gini mas, kalo gambar agak niat ya, jangan buru-buru’
Gue cuman
nganguk-nganguk dan pengen pipis aja. Setelah itu dia minta lembar konsultasi
gue, untuk di beri nilai.
Hasilnya, tentu saja
di luar ekspektasi. Gue kira dapet C aja udah sukur, minimalkan bisa lulus.
Tapi, di tengah sejuknya matahari kota malang siang itu, gue specless. Gue
dapet nilai A- brooo. Huahahahah.
Gue langsung pamer ke
anak-anak yang lain. Sambil bilang
“cukk,
dapet A-, cukkk, awak mu oleh opo ? halahh B. LEMAH”
WKWKWK, gue ketawa setan.
Rasanya begadang, dan
mati-matian ngerjain tugas sebanyak gitu kebayar juga. Pelajaran dari mata
kuliah ini bakal gue inget terus. Pokoknya jangan pernah mengerjakan tugas yang
satu ini dengan kondisi niat yang setengah-setengah. Harus full niatnya. Udah
itu aja sih. Bhayyyy.
oh iya, ini gambar bayi dan kakek-kakek meme, setelah di revisi.
15 KOMENTAR
Alhamdulillah aku juga dianugrahi skill gambar yang setara dengan anak SD, haha alias gambaranku lumayan mungkin dibawah rata-rata. Jurusan DKV kayaknya gak cocok dengan orang yang gak jago gambar. Tapi kuat lah buat orang yang ngaku gak bisa gambar tapi sanggup bertahan di jurusan ini.
ReplyDeleteEmang iya gambarnya kayak meme. Eh kayaknya aku baru pertama kesini salam kenal ya :)
Baiklla kalau begitu, gue akan buktiin, orang yang nggak bisa gambar pun bisa di DKV deh wahahaha.
Deletesalam kenal ^^
dan ya, saya sendiri ngakak pas liat gambar kakek yang pertaama itu
ReplyDeleteini penjelasannya rumit jadi banyak saya ewati tapi poin seperti penyederhanaannya saya baca walau bingung sih.
btw, yang terakhir keren tuh gambarnya
dan sama, gue pun ngakak sendiri pas nge gambarnya hahaha.
Deletehmmmmm, udah gue analogikan dengan cinta padahal iar gampang wkwkw.
thx ^^
Skill gambar gue juga bisa dibilang zonk banget lah. Makanya dulu gue pernah menyiasatinya dengan.... pacaran sama cewek yang jago gambar. Jadi kalo ada tugas gambar, bisq minta tolong hehe..
ReplyDeleteItu gambar kakeknya kayaknya emang cocok jadi meme. Bikin karakter meme baru aja lah.. :D
luar biasa, kamu memang laki-laki pemberdaya wanita sekali. tjakep lah.
Deletegue tampung dulu saran yang agak masuk akal ini.
Wih keliatannya susah juga ya jurusannya... keknya penuh perjuangan dan kerja keras, kukira gambar itu menyenangkan... tapi ternyata... kalo dibikin ke tugas kuliah itu jadi beda ya...
ReplyDeleteTergantung niat kita juga sih, kalo kitanya emang niat pasti bakalan ada jalan... bener tuh, niat ga boleh setengah2...
apapun yang jadi tugas dan beban studi buat menempuh kuliah biasanya jadi nggak menyenangkan, iya gitu,
Deleteazek
percayalah, tuhan memberikan gue anugerah skill gambar yang lebih minim daripada lu. percayalah...
ReplyDeletecoba dikasih visualisasi gambar chelsea islan juga diatas.. pasti lebih mantap
iyee tenangm gue oercaya, nggak usah sampai nyembah gue gitu lah, selowww.
Deleteia mantap,tapi, abis itu nama gue di coret dari mata kuliah ini -_-
Yg namanya ikon tuh soal penyederhanaan kan? Sebenernya gambar di atas masih bisa lebih disederhanain lagi, tanpa menghilangkan karakter benda awalnya. Baca tulisan lu, gua jadi kangen kuliah lagi nih hehehe. Sayang jaman kuliah dulu gua belum mulai nulis blog, jadi ga bisa banyak cerita soal kehidupan sebagai mahasiswa DKV.
ReplyDeletesebenarnya semuanya emang bisa di sederhankan lagi, cuman yaitu. penyakit males kadang sudah dateng nggak tau waktu. jadi gue lebih ngikut aturan dosen, cukup 3 tahap penyederhanaan aja, tapi kalao mahasiswa rajin bisa sampai di buat berkali-kali.
Deletewuihhhh, mahasiswa DKV juga broo? *salaman* SemangART
Pantesan, dulu sempet aneh sih sama Arie. Dia kok kuliahnya sibuk amat, begadang mulu buat nugas. Taunya begini ya kerjaan anak DKV. Eh, kamu DKV kan San? Tapi emang iya, sih, jurusan IPA itu emang banyak yang susahnya ketimbang IPS. Bersyukurlah aku di Akuntansi berarti.
ReplyDeleteHahaha aku gak ngerti kenapa itu gambar akhirnya harus jadi item-item gitu. Apa itu yang namanya ikon ya? Dengan skill gambar yang pas-pasan, emng kebayang sih susahnya ngegambar sampe harus begadang gitu. But at least meskipun revisian, tugasnya kelar juga kan. Apalagi dapet A- dan bisa pamer gitu.
Jadi tiap dapet tugas susah harus teleponan dulu sama orang tua yak biar semangat? Bisa deh nanti dicoba kalo udah kerja~
Masih mending itu gambarnya bisa di mengerti nah gue waktu gambar absurd banget dahhh wkwkwk
ReplyDeleteKita sekampus ternyata ya....
ReplyDeleteTerima Kasih buat kalian yang udah mau ninggalin komentar. Nggak perlu nyepam atau tebar link buat dapat feedback dari gue. Cukup rajin kasih komentar gue pasti bakal kasih feedback balik. Kalian senang gue juga Senang, double deh senangnya ^^
Yang Ngetik -@Ichsanrmdhni