Mencari pacar itu
seperti mencari sebuah kost-kostan. Ada kala dimana kita menemukan sebuah
kostan yang bagus, rapih, nyaman dan menyamankan. Tetapi telah diisi duluan oleh
orang lain.
Ada lagi kostan yang
bagus, rapih, nyaman dan menyamankan, tetapi ‘jarak’-nya jauh dari kampus.
Ada juga kostan yang
tidak terlalu bagus, biasa-biasa saja, jaraknya pun tidak terlalu jauh tidak
juga terlalu dekat. Tapi sering kebagian padam air dan listrik.
Ada lagi kostan yang
pokoknya tempatnya nyaman dan harganya pas untuk kantong, tetapi sudah diisi
oleh dua orang. Mau ikutan masuk, tapi nanti jadi orang ketiga. Kasurnya cuman
dua, lemari ada dua, meja belajar juga cuman dua. Seluas apapun kostan itu,
nggak akan nyaman kalo status kita cuman sebagai orang ketiga. Suka gak
dipandang dan gak keliatan……soalnya mati lampu *krik*.
Mencari pacar itu
seperti mencari kostan.
Ada kostan yang
harganya murah, jarak dari kost ke kampus dekat, akses untuk kemanapun juga
dekat, tapi sayang, disana suasana gak nyaman, jika tetap memutuskan untuk
tetap bertahan disana, gak menutup kemungkinan kita akan merasa kehilangan.
Duit receh tiba-tiba
hilang, pulpen tiba-tiba hilang, chip poker tiba-tiba hilang. Mending kalo
cuman benda mati yang hilang. Kalo yang hilang hati, gimana? Mau dijual susah,
ditukar tambah gak bisa.
Maka, gue hadir
didalam tulisan ini untuk memberi tahu bagaiman memilih kostan yang baik,
sekaligus memilih pacar yang baik.
Jika kalian sudah
menemukan sebuah kostan yang menurut kalian ‘ini
gue banget’ entah suasananya, kebersihannya, karakter tetangganya. Jangan
segan-segan untuk langsung datang ke kostan itu dan bertanya kepada pemilik
kostan
“apa
kostan ini kosong?”
Sama seperti mencari
pacar, jika kalian udah menemukan seseorang yang sepertinya dia adalah ‘ini gue banget’ maka jangan ragu untuk
mendatanginya dan memulai tahap pendekatan.
Kalau sudah ada sinyal yang mengartikan dia mulai
menerimamu, maka lanjutkan, jangan kelamaan mikir dan keasyikan nunggu. Terlalu
betah menjadi pengagum rahasia akan membuat kamu tau bahwa segala yang jadi
rahasia itu gak enak.
Langsung aja maju
ketahap selanjutnya. Jika sudah menemukan kostan yang ‘kamu banget’ langsung temui pemilik kost dan kasih DP. Supaya apa
langsung di kasih DP? Supaya pemilik kostan percaya bahwa kamu serius dengan
kostan ini, gak cuman nanya kosong kemudian pergi.
Sama dengan mencari
pacar. Begitu kamu udah masuk di tahap pendekatan dan mulai kenal lebih dalam
karakter satu sama lain. Langsung aja maju ketahap selanjutnya. Kasih dia
bukti, jangan kasih gombalan dan omong kosong yang berkedok janji. Cewe itu butuhnya
kepastian, bukan janji dan omong kosong doang.
Mencari pacar itu
seperti mencari kostan.
Kalau ternyata sang
pemilik kost tidak ingin uang DP, melainkan menginginkan pembayarannya langsung
full, berarti kamu harus usaha lebih ekstra
lagi. Bilang kepada pemilik kost, Kamu akan bayar full, tapi pemilik
kost harus janji tidak menerima pencari kost lain yang mengingkan kamar yang
telah kamu booking.
Sama halnya dengan
mencari pacar. Jika sang calon gebetan tidak percaya dengan semua janji yang
kamu ucapkan, kamu harus yakinkan dia, kalo kamu pantas buat dia, kalo kamu
serius buat bisa milikin dia. Karena terkadang cewe memang gitu. Mereka tidak
mau menerima cowo yang terlalu mudah mendapatkan hati mereka.
Prinsip cewe tipe ini
adalah begini,
“semakin mudah kamu mendaptkan aku, maka semakin mudah pula kamu melepaskanku. Tapi, semakin sulit cara yang kamu tempuh buat mendapatkan aku, maka semakin sulit juga buatmu untuk melepaskan aku”
Asik ya,
Mencari pacar itu
seperti mencari kostan.
Katakanlah, ibu kost
akhirnya luluh dan menerima DP mu, di bebrapa kasus bahkan ada juga ibu kost
yang hanya mengetes kemampuan kamu dalam membujuk dan merayu dia. Semakin jago
kamu dalam berdiplomasi, nggak menutup kemungkinan-kemungkinan yang gak kamu
bayangkan,
Bisa uang kost gak
harus di bayar full,
Bisa di bayar
perbulan,
Bisa nggak perlu
nambah uang air dan listrik,
Atau bisa juga kamu
langsung di usir karena menuntut sesuatu yang terlalu banyak di awal.
Sama seperti mencari
pacar, angap saja sang gebetan telah menerima semua kode keras kamu, bagaimana
caranya kita tahu bahwa gebetan sudah mulai menerima kita? Gampang, coba kamu
lemparian sebuah gombalan jadul ‘bapak kamu’ ke dia. Kita bisa tau apakah dia
udah menganggap kamu atau belum dari jawabannya. Contoh,
“bapak kamu dokter ya?”
“iya,
kok tau”
“tau
dong, soalnya kamu telah menyembuhkan hati ku”
Iya, jawaban pendek
dan super singkat semacam “ia, kok tau”
itu udah membuktikan kalo dia mulai merespons kamu. Selamat #salaman, #gunting
pita, #main poker, #lah*
Mencari pacar itu
seperti mencari kostan.
Untuk mendapatkan
kostan yang baik, kamu pasti perlu usaha ekstra dan waktu yang lebih lama dari
pada kebanyakan orang. Mungkin kamu mencarinya 1 bulan sebelum masa perkuliahan
tiba, atau 3 bulan, atau datang bulan, atau dengan kekuatan bulan, #ApaSihSan.
Sama halnya dengan
mencari pacar. Untuk menemukan dan ditemukan oleh pacar idaman, kamu juga harus
berjuang lebih keras dan betah mencari dalam kurun waktu yang tidak sebentar.
Ada yang bilang jatuh
cinta itu perkara menerima kelebihan dan mencukupkan segala kekurangan satu
sama lain. Menurut gue, lebih dari itu, jatuh cinta adalah prihal mules dan
keringetan yang melebur jadi satu.
Begini, saat bersama
orang yang mungkin kita sukai, badan kita otomatis merespons dengan
mengeluarkan berbagai macam ekspresi, seperti mules dan keringat sebiji jagung.
Cinta yang datangnya
terlalu datar, nggak bakal memunculkan reaksi ini dari dalam tubuh. Kalau kita
ketemu pacar tapi cuman biasa-biasa aja, semacam nothing happen. Mungkin, mungkin saja dia bukan jatuh cinta mu yang
benar atau tempat mu untuk kembali pulang.
Mencari pacar itu
seperti mencari kostan.
Dua hal ini adalah sebuah
pencarian yang terlalu klise. Semua orang butuh, semua orang pengin dapat yang
baik dari yang terbaik, tapi biasanya berjuang hanya setengah.
Tidak ada kesempurnaan yang bisa didapatkan dari usaha yang cuman setengah-setengah.
Terakhir, Mencari
pacar itu seperti mencari kostan.
Kita gak tahu, apakah
kostan yang sudah kita pilih dan pacar yang kita pilih benar, semua tergantung
kepada bagaimana kita menyikapinya. Kostan yang baik adalah sebuah tempat
kembali dari kampus yang sangat nyaman dan tentram untuk mengerjakan tugas.
Dan pacar yang baik
adalah sebuah tempat kembali yang paling nyaman saat senja dan tugas datang
secara bersamaan.
Duhh, jadi kangen
pacar deh…..
Oh iya, info aja.
Kuliah semester 2 gue udah selesai *horeee* jadi 3 bulan kedepan blog ini
mungkin akan di isi cerita-cerita tentang liburan gue dan perjalanan kembali
gue dari merantau sebagai anak kuliahan.
Selamat hari minggu
^^
12 KOMENTAR
haha bner juga nih mas cari pacar kayak cari kosan
ReplyDeletebetul betul betul ^^
DeletePas liburan ke Jogja nyari kostan en sumpah ya emang susah banget! Hahah.. :D Tapi beruntungnya punya pacal, meski LDRan.. :P
ReplyDeleteaduhhh beby, pacarnya usefully banget yakk. semoga langgeng lohh
Deletesemua itu butuh kepastian
ReplyDeleteseperti jerawat yang harus di beri kepastian untuk segera pecah dan jangan meninggalkan bekas noda di kulit. iya gitu.
Deleteasekkk melow gini lo yam :D
ReplyDeleteahhh masaaaa....
Deleteyang punya kos pengennya bayarnya full gabisa dp .. hahaha
ReplyDeletemencari pacar itu seperti kostan,,, banyak dimana-mana dan gak selamanya kamu bersamanya
ReplyDelete#Thuglife #playboyside #pisss :D
Makanyaaa dirimuh jangan cali pacal dong Ichsaaan...
ReplyDeleteCari istri aja laaah hehehe...
Saya paham, persaingan mencari kos-kosan di awal semester ganjil memang berat, hahaha :D
ReplyDeleteTapi kalau nyari pacar setiap saat persaingannya selalu berat. :D
Terima Kasih buat kalian yang udah mau ninggalin komentar. Nggak perlu nyepam atau tebar link buat dapat feedback dari gue. Cukup rajin kasih komentar gue pasti bakal kasih feedback balik. Kalian senang gue juga Senang, double deh senangnya ^^
Yang Ngetik -@Ichsanrmdhni