Saya sangat bahagia
bisa merasakan nyamanya bangku kuliah, saya tau saya adalah anak yang cukup
beruntung karena tuhan masih memberikan saya kesempatan dan kepercayaan untuk
berada di kampus kita tercinta ini.
Saya juga merasa bangga bisa memiliki dosen-dosen
yang kecerdasannya di atas rata-rata dan memiliki gelar yang luar biasa, bahkan
diantara dosen saya ada yang sampai menimba ilmu di luar negeri. Semoga gelar
yang semua dosen saya terima itu bisa dibagikan kepada kami, mahasiswa yang
butuh pengajaran bukan pelajaran.
Absennya Bapak Adalah
Surga Buat Kami
Surat ini adalah
bentuk apresiasi saya kepada semua dosen, bukan hanya dosen kampus saya tapi
semua orang yang mengangap dirinya dosen.
Ini bukan surat
protes, ini hanyalah bentuk perlawanan saya sebagai mahasiswa yang tidak
diperbolehkan terbuka, cupu memang, tapi lebih baik daripada saya harus diam
dan memendam.
Untuk dosen yang
selalu saya nantikan ketidakhadirannya. Saya bukanlah orang yang munafik, jujur
saja saya sangat senang jika anda memberikan kabar bahwa tidak dapat masuk
kuliah hari ini. Mungkin alasannya beragam, dan mungkin itu bukan kewajiban
anda untuk menjelasaknnya kepada kami.
Buat kami,
ketidakhadiran anda adalah sebuah cahaya kecil diruangan yang gelap, walaupun
sebenarnya itu merugikan buat kami, tapi tak apa, setidaknya kita sama-sama
sedikit diuntungkan dalam kondisi ini. Sudahlah pak mengaku saja.
Mengapa Sistem KP Itu
Cuman Ada Untuk Dosen Sih Pak?
Anda adalah panutan
kami di kampus dan mungkin kebangaan kami diluar kampus. saya sering
membanggakan anda didepan teman-teman kampus saya yang lain. Saya sering
menyinggung tentang gelar doctor anda, atau anda merupakan lulusan terbaik
dikampus luar negeri tempat anda menimba ilmu dahulu.
Bapak dosen yang saya
hormati, bisakah sejenak kita mengobrol santai tanpa menggunakan otot yang
terus menerus harus menegang. Tidak bisakah anda menjadi dosen yang kami selalu
nantikan kehadirannya, bukan malah sebaliknya.
Saya tidak pernah
mengerti, mengapa jika mahasiswa yang tidak masuk kampus ada absensi yang
dipertaruhkan. Tapi jika dosen yang tidak masuk kalian tinggal mengatur jadwal
KP (kuliah pengganti), menurut saya
ini tidak adil, tapi saya tahu bawasannya saya hanyalah mahasiswa bau kencur
yang belum tau apa-apa tentang dunia perkuliahan yang ternyata sangat kejam
ini.
Anda sering
memberikan tugas yang double-double kepada kami lantaran kesalahan yang anda
buat sendiri, yaitu tidak bisa mengajar. Terkadang saya binggung, anda
memberikan kami tugas yang harusnya dikerjakan bertahap tapi anda rapel dalam
satu minggu saja. Dan jika kami telat mengumpulkan atau hasilnya tidak maksimal
anda hanya bisa protes.
Setiap momen ini
terjadi, saya hanya bisa duduk bersimpuh dan menghadap kelangit sembari berkata
“Dimana
Letak Keadilan Tuhan, Dimana???”
Tanyain Ke Kami Dong
Pak, Kami Penginnya Apa!
Cobalah untuk
mengoreksi diri kita masing-masing pak. Bapak sadar nggak setiap bapak masuk
yang bapak lakukan hanya menjelaskan omong kosong yang kebanyakan tidak kami
mengerti. Seperti tidak ada jalinan yang erat antara dosen dan mahasiswanya.
Saya tahu jika
didunia perkuliahan kami diajarkan mandiri, tapi tidak mandiri untuk
mengerjakan semua tugas tanpa ada penjelasan sebelumnya dong.
Anda juga sering
masuk kelas hanya sebentar dan langsung memberikan tugas, kemudian meninggalkan
kami dikelas, come on pak, kami bukan
robot yang bisa diperintah se-enaknya. Cobalah mengobrol sedikit lebih lama
bersama kami.
Tanyakan kepada kami,
sistem belajar seperti apa yang kami suka. Izinkanlah kami menentukan satu hal
dalam rencana perkuliahan ini, sisanya kami serahkan kepada bapak untuk
mengaturnya.
Jangan Selalu
Menggantungkan Nasib Kami Pak, Kami Juga Punya Kehidupan Lain Diluar Kampus
Tercinta Ini!
Jika bapak memiliki
kepentingan lain yang lebih mendesak dibanding harus mengajar dan masuk kelas,
kami akan mengerti itu, tapi tolong beritahu kami diawal, jangan mengacuhkan kami tanpa kabar.
10 menit sebelum mata
kuliah bapak berlangsung kami selalu mencoba memberitahu bapak, mencari tahu
keberadaan bapak, apakah bapak bisa masuk atau tidak hari ini. Jika bisa
tolonglah cepat membalas pertanyaan kami, dan jika tidak, balas pula dengan
cepat.
Kami sudah terlalu
sering menghabiskan waktu untuk menunggu anda masuk kelas, tetapi yang kami
dapat apa, benar-benar hanya menunggu. Lagi-lagi anda tidak bisa hadir dan
lagi-lagi anda tidak mengabarkannya kepada kami.
Disetiap moment itu
terjadi kami hanya bisa tersenyum dan terdiam. Kami sadar disini kamilah yang
meminta ilmu, jadi kami harus terus sabar menunggu.
Menunggu kedatangan
anda yang terkadang sangat membosankan, menunggu anda memberikan kuliah yang
sekiranya membuat kami berfikir
“anjir,
kok gue baru tau ya”
Menunggu teori-teori
baru yang telah bapak ketahui terlebih dahulu dibanding kami. Kami menuunggu
itu semua pak. Tapi yang lebih sering kami dapat adalah menunggu balasan sms
dari bapak, 5 menit seblum kelas berakhir dan bapak baru mengabarkan bahwa
“saya
tidak bisa masuk, kita KP saja di hari lain”
Setiap kali bapak
mengirimkan sms ini kepada ketua offering kami, ingin sekali kami mengambil
sebilah pisau dan berkata :
“Bunuh
saja hayati dirawa-rawa bang, bunuh”
Angap Kami Anak Yang
lahir Dari Rahim Ibu Anda Sendiri Pak, Bukan Dari Jumlah Nominal Yang Tertera
Di Slip Gajih Anda :)
Kami selalu binggung
apa yang harus kami perbuat. Di satu sisi kami mencoba memahami kondisi bapak
sebagai penebar ilmu yang dibutuhkan banyak orang, tidak hanya kami di kelas
ini. Tapi disisi lain kami merasa terus-menerus dianaktirikan, merasa tidak
pernah diangap prioritas, dinomor dua kan dan ungkapan-ungkapan untuk pecundang
lainnya.
Bapak dosen yang
terhormat, mohon dengarkan sedikit keluh kesah kami terhadap sikap anda.
Saya mengetik surat
ini bukan untuk mengkritik kinerja anda,
hah, siapa memang saya berani-beraninya mengkritiki orang luar biasa
seperti anda.
Lebih sederhananya
lagi saya hanya ingin memberitahu bahwa, mungkin ada semacam sistem mengajar
yang bapak rasa benar, tetapi tidak untuk kami.
Ada sesuatu yang berat
sebelah dalam konteks perkuliahan kita ini. Saya tidak perlu menyinggung kasta
mahasiswa dan dosen lagi, mungkin anda sudah hafal dengan ungkapan klise ini.
- Dosen selalu benar
- Mahasiswa selalu salah
- Jika kebetulan mahasiswa benar, baca lagi peraturan nomor 1
Saya hanya ingin
mengingatkan, tolong angap kami seperti saudara atau anak bapak sendiri, angap
saja kita lahir dari sebuah tempat yang sama bernama rahim, walaupun
berbeda-beda pemiliknya tetapi kita memanggil orang ini dengan sebutan yang
sama, ibu.
Alangkah indahnya
perkuliahan kita jika tidak dibatasi dengan kasta dosen dan mahasiswa, saya
yakin tidak ada pihak yang dirugikan jika sistem perkuliahan kita seperti ini.
Bukan wajah murung yang akan bapak terima setiap masuk kelas, tetapi wajah
kegembiraan kami yang menanti sesuatu yang baru yang pasti akan berarti.
Maaf Atas Kelancangan
Mahasiswa Cupu Yang Hanya Bisa Protes Lewat Surat Ini Pak
Jauh di lubuk hati
yang terdalam, saya ingin mengucapkan terima kasih sekaligus minta maaf kepada
anda. Memang cara yang saya lakukan untuk protes ini sangat cupu, tapi, seperti
yang saya bilang di awal, bahwa ini lebih baik dibanding saya harus diam dan
membisu.
Maafkan saya yang
terlalu menyoroti kekurangan anda dengan kaca pembesar sampai-sampai
mengabaikan kelebihan anda yang selama ini anda sampaikan ke kami tetapi “mungkin” belum sempat anda sampaikan.
Saya mewakili
kegelisahan mahasiswa dan mantan mahasiswa untuk mengucap maaf yang tulus atas
segala sikap kami yang mungkin sempat menjengkelkan anda.
Maaf atas kelakuan
kami yang tidak bisa sepenuhnya membuat anda bangga. Kami ingin hormat dan
bersikap baik kepada anda, tapi semua keinginan itu seakan sering luntur dengan
sikap tak berkawan dan “tak saling kenal”
dari anda.
Bagaimana bisa dua karakter yang berlawanan menjadi satu dalam ikatan “pertemanan” jika satu diantara mereka selalu berpura-pura tidak saling kenal.
Anda dosen dan kami
mahasiswa, apa salahnya jika kita kesampingkan dulu status sosial ini. Kita
bisa mulai semua ini dengan saling terbuka dan bercerita seperti kawan, tenang
saja pak, kami adalah mahasiswa terpelajar yang masih bisa membedakan bercerita
dengan teman sebaya dan teman luar biasa
seperti anda.
Dibalik
ketidaknyamanan yang sering kami rasakan terhadap sikap anda, kami masih sangat
menjunjung tinggi etika. Semoga bapak bisa mengerti apa yang kami rasakan,
karena kami tidak meminta sebuah pengertian dari anda tapi marilah untuk
mengerti bersama-sama.
Dari aku
(kami)
(Calon)
Mahasiswa Yang Akan Membanggakanmu.
PS: Surat ini ditulis
Oleh Maba yang masih bau kencur, ini cuman kegelisahan gue nggak usah diangap
serius. Ini juga cuman sekelumit uneg-uneg dari gue dan maba-maba yang lain
mungkin rasakan. Mungkin jika semester gue udah bukan satu lagi, akan lebih
banyak kegelisahan yang bakal gue tuliskan. Selamat bermalam minggu^^
#Curhat
#Fiksi
#Kuliah
#SuratTerbuka
9 KOMENTAR
Semoga para dosen bisa membaca ini.. :D
ReplyDeleteSan, baru semester 1 kan ya? Gile. Udah keren banget bikin tulisan beginian. Gue aja baru nulis ungkapan ke dosen pas semester 5. Itu pun cupu banget. Kalah jauh sama tulisan ini. Oiya, drpd cuman dipublish, mending kasih link post ini ke temen2 kampus atau dosen lo.
ReplyDeleteWah lo harus coba kuliah di kampus gue san. Lebih sedap.poin 3 sama 4 nggak ada ya. Soalnya kalo sampe kayak gitu, sekelas pasti demo. Kampus gue anaknya rusuh-rusuh. Hahaha. Tapi ya itu... lebih "mantep". :))
ReplyDeletesedep bener ni artikel, sesuai bgt! big like
ReplyDelete-Balasan Dari Dosen
ReplyDeleteDear Ichsan Ramdani
Bapak sangat menghargai Hak mu dalam menyampaikan pendapat, bapak senang sekali kamu bisa mengkritik bapak.. Nanti kita ketemu yah berdua. Kita ngopi2 ganteng, bahas nilai kamu.
Kecup sayang dan manja dari Dosen mu..
------
Haha ini dosen apa homo.. -_-'
Baru kemarin kuliah aja udah punya uneg2 sama dosen ya, gimana kalo udah setahunan bisa2 lo punya anak sama dosen lo.
ReplyDeleteBtw, curhatannya banyak yang ngerasain... ya orang2 yang ga punya pemyemangat hidup di kampus gitu kebanyakan.
Lagi musim bikin surat terbuka.
ReplyDeletekemarin surat terbuka buat wanita masa depan sekarang surat terbuka buat dosen :) kreatif sekali sih kamu,tulisannya juga oke :)
ReplyDeleteKuliah di tempat gue, lo bakal ketemu dosen yang kalo ngobrol di luar kelas gak pake "Pak" lagi. Tinggal panggil pake nama, bahkan alumni banyak yang gue-elo-an sama dosen itu :)
ReplyDeleteNikmatin dulu aja, gue waktu masih semester satu juga banyak dapat dosen begitu, tapi setelah ke sini ya kami fine-fine aja. Nanti lo bakal ngerasain jadi mahasiswa tuh gak sesimple keliatannya. Gapapa ngeluh, jangan keterlaluan aja. Lo kan butuh :)
Terima Kasih buat kalian yang udah mau ninggalin komentar. Nggak perlu nyepam atau tebar link buat dapat feedback dari gue. Cukup rajin kasih komentar gue pasti bakal kasih feedback balik. Kalian senang gue juga Senang, double deh senangnya ^^
Yang Ngetik -@Ichsanrmdhni