Selamat pagi untuk
hati yang selalu tersakiti, selamat siang untuk mantan dan selamat malam
kerinduan.
Tak tahu berapa
banyak sudah sms yang kita kirim bertautan, tak tahu juga berapa banyak foto
yang pernah kita abadikan saat berdua, tak terhingga juga voice note yang kita
gunakan untuk sekedar bilang “sayang…kangen”
ketika jempol sedang rematik dan tak mampu mengetik.
Surat ini bukan
bentuk perlawanan dariku, karena aku memang tidak pernah berniat sedikitpun
untuk melawanmu. Bagiku kamu hanyalah seorang gadis lucu dengan rambut sebahu
yang pernah mengucapkan sayang untuk ku.
Surat ini adalah
bentuk pertanyaan dariku untuk mengetahui mengapa sebuah hubungan yang diawali
tanpa pertanyaan “maukah kamu menjadi
pacarku” harus berakhir pula tanpa ucapan “lebih baik kita tidak bersama dulu”.
Kupikir putus adalah
jalan terbaik yang akan menyelesaikan masalah kita, dengan putus kupikir ini
semua akan berakhir. Tapi dibalik itu semua, jauh didalam diriku yang
sebenarnya aku merasa menyesal dengan perpisahan ini.
Teruntuk kamu, orang
yang pernah aku panggil sayang dulu. Mungkin ketikan di atas lembaran putih
Microsoft Word ini biasa kamu sebut sepucuk surat, tapi buat aku yang
mengetikannya ini lebih dari sekedar itu. Ini adalah bentuk perlawanan dari
orang yang tak rela hubunganya diakhiri dengan alasan yang tak berlogika.
Aku tidak pernah
paham konsep hubungan yang sehat itu seperti apa, tapi, sepengetahuanku
hubungan yang sehat adalah yang 4 sehat 5 sempurna dan 6 saling menjaga.
Jika dulu saat kita
masih bersama, aku terlalu kaku kamu marah, aku terlalu lincah pun kamu juga
marah, aku diam kamu lebih marah lagi. Dari semua reaksi yang kamu tunjukan
kepadaku, disitulah aku sadar bahwa sifat aslimu hanyalah 2 hal. Marah dan Marah
besar.
Kamu selalu membuatku
tertekan dengan banyak kemauan aneh, jika aku menolak kamu selalu punya senjata
yang sederhana tapi cukup menyakitkan mataku. Iya tatapan matamu yang seolah
berkaca-kaca adalah kelemahan terbesar dari apa yang ada di balik kulit dadaku.
Saat kamu mulai kesal,
aku selalu mencoba mendamaikan fikiranmu dengan bertanya “kamu kenapa ?” tapi, setelahnya kalimat apa yang keluar dari bibir
tipismu “aku nggak papa kok !” sampai
sekarang sampai aku mengetikan surat ini aku tidak pernah tau apa makna
sebenarnya dari kalimat “aku nggak papa
kok”-nya kamu.
Aku tanya ke guru
bahasa Indonesia dijawab dengan jawaban ilmiah. Saat aku kuliah, aku tanyakan
lagi pertanyaan yang sama kedosen bahasa Indonesia keilmuan ku dijawab pula
dengan jawaban yang lebih ilmiah. Terakhir karena putus asa, aku tanya ke guru
ngajiku dan guru ngajiku menjawab “la
ba’sa”. Aku binggung apa yang diucapkan oleh guru ngajiku, dia pun
kutinggalkan sendirian di mesjid.
Belakangan aku tahu
bahwa la ba’sa adalah bahasa arab
dari “aku nggak papa kok” sunggu guru
ngaji yang sangat tidak membantu.
Kamu masih ingat 3
bulan pertama perjalanan cinta kita, banyak suka dan tak ada duka, semuanya
tentang kebahagian dan kesenangan. Kala itu aku sadar bahwa dirimu adalah sosok
sempurna untuk mendampingiku sekedar minum teh dan memakan biscuit di teras
rumah, tentunya dengan rambut kita yang sama-sama sudah mulai memutih.
Yah,
tapi mungkin itu tak akan pernah terjadi karena kenyatannya kita tak bisa
bertahan, mungkin masih terlalu jauh juga aku berfkir kearah sana, idealis kita
membuyarkan bayangan-bayangan ku tentang santai sore diteras itu.
Sekarang, ketika
bangun dari kasur yang ada disudut kamarku, aku tidak pernah tergesa-gesa untuk
melihat timeline twittermu atau post terbaru dari instagram mu. Aku juga sudah
tidak berselera untuk mengecek keberadaanmu lewat path.
Disaat itu semua
terjadi, dititik itulah aku sadar bahwa inilah patah hati yang sesungguhnya.
Mungkin orang-orang akan mengucapkan selamat kepadaku karena akhirnya aku bisa
move on bahkan let go darimu.
Tapi dibalik itu
semua, dibalik ketidakperdulianku terhadapmu, disitulah aku sadar bahwa inilah
alasan kenapa kita tidak harus bersatu, tidak perlu kujelaskan mengapa aku bisa
berfikir demikian karena ini masalah waktu.
Seandainya waktu
mempertemukan kita lagi, dan kamu menyapaku dengan senyuman kebahagian, akan
kubalas senyuman itu dengan senyuman sebagai orang asing. Karena aku sadar kita
tidak mungkin bersama walau hanya seperti “teman
biasa”. Bagiku kamu adalah titik hitam diantara titik putih dalam hidupku,
atau lebih dalam lagi kamu adalah sisi buruk dalam hidupku yang tak mungkin
kubiarkan untuk tertancap kembali dan bernostalgia.
Ketika sepucuk surat
ini sudah berada ditanganmu, remaslah dan peluk orang yang ada disisimu
sekarang, yang menjagamu lebih dari apapun. Dan orang itu pasti bukan aku.
Sampai bertemu
dikehidupan lain semoga semesta bisa mewujudkannya.
#Curhat
#Fiksi
#SuratTerbuka
Salam hangat dari aku
-Orang yang pernah kamu sakiti dulu
14 KOMENTAR
Mantan gue gimana kabarnya ya?
ReplyDeleteah lu sok mikirin mantan padahal.....
Delete.
.
.
.
.
.
.
.
.
mantanya cowo juga *...*
Ah anjiir, lu jago banget kalo nulis tentang gini.
ReplyDeleteGara gara tulisan ini perjuangan gua move on jadi sia sia. Jadi keinget lagi kan, mantaaan mantaaaan.
seengaknya gue nggak sejago lo dalam hal seket riz -__-
Deleteini juga belajar nulis-nulis ginian wkwkwk.
ahh sok nyalahin tulisan ini, padahal lo-nya kan yang memang belum bisa let go aiyayay
gue mau sedih tapi gue dibuat ngakak sama ini tulisan, gue mau lanjut berjalan tapi dibuat tertahan dengan kenangan garagara ini tulisan, jadi intinya lo emang handal deh dalam membuat tulisan, banyak rasa dalam satu tulisan ini, kalo diibaratkan permen mungkin tulisan ini semacam permen nano nano kali ya manis asem asin rame rasanya.
ReplyDeleteini memang nano-nano dim, tapi tanpa rasa manis di dalamnya. Yang ada hanya asem, asin dan pahit :(
DeleteMantan itu.... apa ya? Makhluk hidup?
ReplyDeletelebih tepatnya makhluk hidup yang kehidupannya tidak kita harapkan, eaaakkk
DeleteAyam.. ayam
ReplyDeleteganteng... ganteng
Deletegalau maksimal bang :')
ReplyDeletehidup lo gak jauh beda sama gue bang *peluk Nabila JKT48*
mop'on lah bang, mantan jangan diinget2 :') huhuhuhu
ReplyDeletehemz,,baca tulisan ini jadi ingat mantan juga,ceritanya juga hampir sama,tapi ya udah lah jangan biarkan mantan menghambat masa depan yang lebih indah :)
ReplyDeleteitu salam hangatnya agak................
ReplyDeleteTerima Kasih buat kalian yang udah mau ninggalin komentar. Nggak perlu nyepam atau tebar link buat dapat feedback dari gue. Cukup rajin kasih komentar gue pasti bakal kasih feedback balik. Kalian senang gue juga Senang, double deh senangnya ^^
Yang Ngetik -@Ichsanrmdhni