Dilain pihak kalian
sudah membuat janji untuk sekedar bertemu dan ngobrol santai di sebuah café kecil
sambil menikmati kopi dan buku bacaan masing-masing harus rela lamunannya
dihancurkan oleh sebuah alasan klise dari orang yang kamu rindukan, alasanya bisa
bermacam-macam seperti.
Sorry aku ada rapat mendadak…
Astaga, aku lupa hari ini ada kuliah Ekonomi Pemasaran tambahan
Maaf ya lagi banyak tugas, takutnya nggak ke back up semua kalo waktu luangnya dipake jalan-jalan.
Apa yang lebih
menyakitkan dari tertancap duri tajam di jari kelingking adalah tak bisa
bertemu dan melepas rindu bersama orang yang ingin sekali kita temui, lebih
sakitnya lagi dia lebih mementingkan kuliah atau rapat kerjanya dengan klien, daripada
sekedar bertemu denganmu 20 menit untuk melepas rindu.
Dia lebih memilih
untuk menghadiri kuliah ekonomi pemasarannya ketimbang bertemu dengan kamu. Padahal
dia tau ada Ekonomi perasaan yang dipertaruhkan untuk sekedar bertemu di café kecil
tadi.
Rencana yang sudah
buyar akan susah dikembalikan atau dialihken ke rencana lain, sama seperti
perasaan. Perasaan yang sudah dipupuk dan tumbuh bersama orang yang kita kasihi
akan susah diulang kembali dengan cara yang sama tetapi “wujudnya” berbeda.
Memendam rindu
mungkin pemicu munculnya diagnose penyakit jantung yang sebentar lagi akan kamu
jumpai, tak ada obat yang instant selain sekedar bertemu dan melepas kerinduan.
Salah satu dari
kalian akan mulai berfikir
“mungkin ini bukan waktu yang tepat”
“mungkin masanya sudah berbeda”
“mungkin ada yang dia angap lebih prioritas dibanding aku”
Penutup dari beberapa
ungkapan putus asa diatas adalah sebuah ”penyesalan”,
setelah semuanya terjadi setelah dia benar-benar bisa berdiri sendiri dan tak
lagi mengisyaratkan rasa rindu terhadapmu, sosok yang membuatnya kuat sekarang
ini .Disaat itulah kamu sadar bahwa kamu baru saja melepaskan orang yang selama
ini kamu angap obat dan membiarkan dirinya secara perlahan berubah menjadi
racun.
Setelah semua fase
ini akan banyak kecangungan yang mulai menghiasi percakapan kalian. Dimulai dari
mengendurnya intensitas dia dalam menghubungimu lewat telfon langsung, beralih
ke lebih seringnya dia mengirimkan pesan singkat dibanding menghubungimu
langsung , kemudian secara perlahan semuanya akan menjadi semakin jarang …… jarang
dan dia menghilang tanpa kabar.
Rasa rindumu pecah
degupan jantung ini sudah tak bisa menahan rasa rindu yang begitu tinggi,
seandainya ia bisa keluar dan mendatangi “dia”
mungkin jantung ini akan pergi sendiri tanpa harus mempunyai majikan bodoh
sepertimu yang tarlalu bayak berfikir tapi nothing doing something.
Akhirnya kamu
terbangun dari tidurmu yang lelap, kamu basuh muka lusuhmu dengan air dingin
yang mengucur lewat keran yang ada di westafel sudut kamar mandimu. Kamu tatap
wajahmu yang terberkas di cermin, kamu pandangi wajah penyesalan yang sebentar
lagi akan berubah menjadi wajah frustasi karena rindu yang semakin
menjadi-jadi.
Pikiranmu sekarang
mulai terpecah, kamu mulai bingung apakah karus mendatanginya spontan tanpa
membuat janji atau kamu harus mengikuti prosedur lama untuk sekadar bertemu
dengannya.
Telfon/sms dia – basa
basi nggak penting – mulai memancing untuk membuat sebuah pertemuan kecil – dia
mulai bertanya hari dan jam – dia mulai mengingat-ingat betapa padatnya
rutinitas dia minggu ini – kamu mulai hafal dengan jawab klisenya - nada suaramu
mulai merendah – di menutup telfon dan voilla jangankan untuk bertemu, sekedar
membuat jadwal dan menyisihkan sedikit waktunya untukmu pun dia sudah mulai
ragu.
Apa untungnya bertemu denganmu ?
Apa spesialnya dirimu sekarang ?
Tanpa bertemu denganmu sepertinya hidupku akan baik-baik saja ?
Selamat, ternyata dia
benar-benar sudah menjadi orang lain, dia yang dulu diawal kalian bertemu
adalah sosok gadis yang menja yang apa-apanya selalu minta bantuanmu.
Dia yang tidak pandai
menggulung rambut akhirnya bisa jadi serapih itu ketika rambutnya digulung dan
akan menjadi sempurna ketika ia melepaskan gulungan ramburnya dan mengurainya
bebas.
Kamu mulai menarik
bibirmu keatas, tersenyum kecil dan mulai menertawakan hidupmu. Rasanya tidak
pernah ada yang salah dalam hubungan ini, tapi mengapa untuk bertemu dengan dia
orang yang sebenarnya biasa-biasa saja harus serumit bertemu dengan pejabat
tinggi Negara yang apa-apanya harus dijadwalkan.
Sekarang kamu mulai
mencari pelampiasan baru untuk meredam jantung yang masih ingin mencuat ini.
Kamu showeran 4 jam tanpa henti
Main game seperti zombie
Atau mencari sosok “dia” yang baru…didalam mimpi
Sekarang semua pilihan ada ditanganmu, bertahan memendam rindu kepada orang yang (mungkin) tidak merindukanmu. Atau mencari wujud baru dan memulainya dari awal.
Sekarang kamu tahu bahwa ada
yang lebih menyakitkan dibanding kesendirian, adalah orang yang memiliki
pasangan tapi tak pernah punya waktu untuk membaginya berbalasan.
#Cerita
#Curhat
7 KOMENTAR
jangan galau san! inget mimpi mimpimu~ adnfk
ReplyDeletebangqeq san:)) -yhs
ReplyDeletedih aku makin galau aja ini gara gara tulisan ini, sudah sebulan cuma komunikasi 1arah tanpa respon dari arah yg dituju, alasannya capek :(
ReplyDeleteah kenapa jadi curhat, sambil mewek pula
ahhhhh bang ichsan arrghhhh huuuuhuuu
*pinjeminpundaknapa*
Hahahaha kampret nih tulisan. Bilang aja lo lagi rindu yam. \:p/
ReplyDeletejangan galaau ..kesibukan memang butuh kesabaran nunggunya ,,kasian dia juga kan sibuk .. harusnya sabar
ReplyDeletedan bakalan terus bertambah rindu...
ReplyDeleteSama halnya dengan sepasang burung yang menjalin kasih disuatu sangkar, burung jantan akan pergi untuk mencari makan dan memperbesar sangkarnya sedangkan burung betina hanya menunggu sampai burung jantan kembali. Jika burung betina bersabar dan yakin ia akan mendapatkan burung jantan beserta makan dan perluasan sangkarnya ;) - superman
ReplyDeleteTerima Kasih buat kalian yang udah mau ninggalin komentar. Nggak perlu nyepam atau tebar link buat dapat feedback dari gue. Cukup rajin kasih komentar gue pasti bakal kasih feedback balik. Kalian senang gue juga Senang, double deh senangnya ^^
Yang Ngetik -@Ichsanrmdhni